Tuesday 21 June 2011

JEJAK UFO


Yogyakarta kembali dikejutkan kabar munculnya crop circle baru di kawasan Piyungan, Bantul. Pengamat sudah memprediksi fenomena aneh ini.

Pola misterius itu kabarnya Selasa (25/1), sekitar pukul 13.00 WIB. Lokasi kedua ini terletak di area Desa Wanujoyo, Srimartani, Piyungan, Bantul. Menurut laporan sejumlah media, jaraknya sekitar lima kilometer dari crop circle pertama yang ditemukan Minggu (23/1) lalu.

Bentuknya hampir sama, berupa lingkaran, tetapi dengan ukuran lebih kecil, 30-40 meter, tidak seperti di Berbah yang sekitar 60 meter. Meksipun sulit dipercaya, salah satu pengamat UFO sudah memprediksi keberadaan crop circle baru ini.

"Kalau ini asli, bisa jadi akan muncul crop circle lagi di lokasi berdekatan," ujar Direktur Beta-UFO Bayu Amus, Selasa (25/1), terkait crop circle yang pertama di Sleman

SEJARAH crop circle YANG ADA DI DUNIA

Di Inggris, Canada, Amerika, Australia dan Jepang, banyak ditemukan fenomena crop circle. Fenomena ini biasanya muncul di musim panas saat ladang pertanian ditumbuhi dengan tanaman. Dan keunikan fenomena ini adalah terbentuknya lingkaran-lingkaran aneh atau bentuk geometri di ladang pertanian tersebut. Bentuk geometri itu kadang berupa lingkaran-lingkaran atau bisa juga berbentuk rangkaian gambar yang unik, yang menunjukkan bahwa pembuatnya adalam makhluk yang cerdas. Tapi, crop circle ini bukan dibuat oleh manusia berdasarkan berbagai bukti yang telah diselidiki oleh para ilmuwan




Crop circle banyak dijumpai di Inggris selatan. Banyak yang mengkaitkan crop circle ini dengan kegiatan spiritual karena rangkaian bentuk geomtri yang terbentuk di ladang pertanian itu (gambar-gambar itu terbentuk dengan tanaman yang rebah / roboh). Menurut informasi yang ada, kemunculan fenomena crop circle ini sering disertai juga dengan pemunculan ufo yang berbentuk bola cahaya. Sebuah video yang berhasil merekam proses terjadinya sebuah crop circle (di oliver's castle tahun 1996, lihat foto atas) menunjukkan bahwa sebuah crop circle terbentuk dalam waktu hanya sekitar 20 detik saja. Padahal besarnya mencapai puluhan meter.

Fenomena ini bahkan diperkirakan telah muncul sejak ratusan tahun lalu. Sebuah ukiran pahatan kayu dari abad 17 yang dinamakan "Mowing Devil" menunjukkan ada makhluk yang dipercaya adalah setan, membuat kerusakan berupa lingkaran di ladang pertanian.

Banyak peneliti ufo yang mengabaikan fenomena crop circle, padahal sebenarnya bisa menjadi salah satu bukti tentang keberadaan makhluk cerdas selain manusia.

Crop circle banyak dijumpai di Inggris selatan. Banyak yang mengkaitkan crop circle ini dengan kegiatan spiritual karena rangkaian bentuk geomtri yang terbentuk di ladang pertanian itu (gambar-gambar itu terbentuk dengan tanaman yang rebah / roboh). Menurut informasi yang ada, kemunculan fenomena crop circle ini sering disertai juga dengan pemunculan ufo yang berbentuk bola cahaya. Sebuah video yang berhasil merekam proses terjadinya sebuah crop circle (di oliver's castle tahun 1996, lihat foto atas) menunjukkan bahwa sebuah crop circle terbentuk dalam waktu hanya sekitar 20 detik saja. Padahal besarnya mencapai puluhan meter.

Fenomena ini bahkan diperkirakan telah muncul sejak ratusan tahun lalu. Sebuah ukiran pahatan kayu dari abad 17 yang dinamakan "Mowing Devil" menunjukkan ada makhluk yang dipercaya adalah setan, membuat kerusakan berupa lingkaran di ladang pertanian.

Banyak peneliti ufo yang mengabaikan fenomena crop circle, padahal sebenarnya bisa menjadi salah satu bukti tentang keberadaan makhluk cerdas selain manusia.


Beckhampton, Wiltshire.

Crop Circle merupakan fenomena alam penuh misteri yang sampai saat ini paling sering di jumpai.Sudah hampir 350 tahun semenjak kemunculannya pertamakali di Inggris pada tahun 1647, sampai sekarang belum ada jawaban yang pasti bagaimana cara mereka terbentuk.
Crop circle sendiri adalah lingkaran aneh yang sering terbentuk diatas ladang gandum (biasanya pada musim semi dan panas) , uniknya lingkaran-lingkaran yang bentuknya sangat sempurna dan memiliki tingkat kerapian dan ketelitian yang tinggi tersebut terbentuk dalam waktu sekejap saja.Lingaran-lingkaran pada crop circle biasanya terbentuk dengan dimensi yang lebar dan besar.

Crop Circle banyak muncul di daerah pertanian gandum Amerika,Inggris,Rusia,Australia,dan sebagian Asia.Namun sebagian besar banyak ditemui di Inggris terutama di Kota Winchester.Yang menarik dari Crop Circle adalah macam-macam bentuk dari lingkarannya,bahkan penampakannya tidak hanya berupa lingkaran saja,namun sempat beberapa kali Crop Circle membentuk citra makluk hidup seperti kalajengking,bunga matahari,Lebah,dll.


Oxfordshire

Kemunculannya di Rusia beberapa tahun yang lalu sangatlah menakjubkan,dimana mereka bermunculan silih berganti.Masyarakat sekitar yang melihatnya sungguh tidak mengerti,bagaimana cara mereka bisa terbentuk secepat itu.dalam kurun semalam saja,sekitar 6-7 crop circle dengan ukuran yang besar telah terbentuk dihamparan ladang gandum mereka.Yang membuat mereka semakin berdecak kagum adalah macam-macam bentuk dari crop circle itu sendiri,ada yang membentuk citra bunga matahari yang luar biasa indahnya.

Sampai saat ini,banyak spekulasi dan pandangan mengenai peroses terbentuknya Crop Circle.Ada yang beranggapan fenomena tersebut memang dibuat oleh manusia,tapi ada pula yang beranggapan murni dari proses gejala alam.


FENOMENA INI KEMUNGKINAN TERJADI KARENA

1.Perbuatan manusia
Cukup banyak yang beranggapan, bahwa apa yang disebut lingkaran ladang gandum itu tidak lebih dari perbuatan iseng seseorang. Menurut ilmuwan Anderro dari Inggris yang telah menyelidiki sekaligus meneliti fenomena tersebut selama 17 tahun lamanya, bahwa ada sekitar 80% lingkaran ladang gandum itu merupakan buatan manusia. Seorang warga Inggris pernah menuturkan kepada media massa, bahwa dia dan beberapa temannya adalah pembuat lingkaran ladang gandum di London, Inggris. Sebelumnya mereka telah mempersiapkan gambar desain, ketika gandum di ladang hampir matang, dengan sebuah paku panjang dipantakkan di ladang gandum, dan paku itu dijadikan sebagai pusatnya, selanjutnya, melingkari permukaan tanah dengan tali, lalu muncullah sebuah lingkaran ladang gandum. Masalahnya, apakah mungkin dia dapat membuat lingkaran tersebut dalam satu malam tanpa alat bantu yang memadai? lalu tujuan membuatnya untuk apa?


2.Medan magnet
Sebagian lingkaran aneh tersebut telah dikesampingkan kemungkinannya terjadi karena ulah manusia. Sebab struktur gambar mereka (lingkaran aneh) yang rumit, ukurannya yang besar, desain yang indah, sama sekali bukan hasil buatan manusia yang dapat dikerjakan dalam waktu semalam. Meskipun Anderro bersikeras mengatakan bahwa 80% lingkaran ladang gandum itu adalah buatan manusia, namun, dia juga yakin, bahwa 20% sisanya adalah pembentukan alami karena efek medan magnet bumi. Dalam medan magnet terdapat suatu daya gerak yang gaib, dapat menghasilkan suatu arus listrik, sehingga tanaman “berbaring datar” di atas permukaan tanah.

Ahli terkait asal AS yakni Jeffery Walson telah meneliti 130 lebih lingkaran ladang gandum, dan didapati bahwa 90 % disekitar lingkaran aneh tersebut terdapat transformator yang berhubungan dengan kabel tegangan tinggi. Di bawah panjang garis keliling sepanjang 270 meter tersebut terdapat sebuah kolam, oleh karena di-airi, maka ion yang dikeluarkan tanah dari bagian dasar ladang gandum dapat menghasilkan elektrik negatif, sedangkan transformator yang dihubungkan dengan kabel tegangan tinggi menghasilkan elekrik positif. Setelah elektrik negatif dan positif bersentuhan dapat menghasilkan energi magnet listrik, selanjutnya merobohkan gandum lalu membentuk lingkaran aneh. Namun demikian mereka belum bisa memberikan seluruh jawaban dari pertanyaan bagaimana bentuk-bentuk aneh itu dapat terbentuk? Apakah mungkin energi dapat berbentuk bunga atau kelajengking?


3.Angin Tornado
Menurut fisikawan dari Universitas Michigan, AS yakni Dr.Delon Smith, bahwa perubahan musim panas tidak menentu, angin tornado adalah sebab utama yang menyebabkan lingkaran aneh itu. Melalui risetnya dia mendapati, bahwa sejumlah besar lingkaran aneh di ladang gandum yang muncul di sisi gunung atau daerah yang berjarak 60-70 km dari gunung, dimana tempat seperti ini adalah tempat yang mudah sekali membentuk angin tornado. Tapi apakah angin tornado dapat membuat lingkaran dengan ketelitian tertentu tersebut?


4. Buatan makhluk luar angkasa
Banyak yang meyakini, bahwa sebagian besar lingkaran aneh di ladang gandum terbentuk dalam waktu satu malam, besar kemungkinan adalah hasil karya makhluk luar angkasa. Sejak 1990, fotografer Alexander mengatakan, dia melihat cahaya yang ganjil di ladang gandum, cahaya itu terbang kesana-kemari di antara kedua lingkaran aneh. Keberadaan alien di perut bebek liar di San Franscisco AS barangkali memperkuat dugaan ini.


5.Heterodoxy (pandangan sumbang)
Sejumlah orang percaya, bahwa di balik lingkaran ladang gandum terdapat berbagai macam kekuatan gaib, sama seperti Segi Tiga Bermuda. Menurut dugaan ini, ada yang lantas menyebut lingkaran aneh itu sebagai “pemberitahuan bencana”, agar supaya menyebarkan pandangan sumbang yang meyimpang dari ajaran ortodoks. Mengapa lingakaran aneh tersebut kerap muncul disitu? Dan kini, lingkaran itu pernah muncul di ladang bunga matahari, Rusia, lantas kenapa bisa demikian? Mungkin kita hanya dapat menunggu ilmuwan untuk menyingkapnya lebih lanjut.

Sunday 19 June 2011

Ekspedisi_Pulosari


Wahhhh...... Gunung Pulosari
Inget saat harus "ngesot" saat turun dari puncaknya
HHmmmmm :(
(melewati jalan air yang ndak biasa buat Track)
tetep semangat walo kudu korbanin celana gunungku "belel"



save our world
dWi

Hasil Penelusuran Terbaru__Brother Eko

Update terbaru fotto Kakak tercinta ku per 19 June 2011

Brunei Darussalam vs Tangerang
Jarak yang selama ini tak terjangkauu..
Insyaalloh January 2012 baru bisa berjumpa
Rinduuuu......................................... *_*



Miss you brother
dWi

EKsPediDisi _____ AnoK n kawaN2

 Annoc __ Adik Laki2ku



Pecinta Alam Gunungkidul
dWi

ArunG JeraM



With Sporty
dWi

EKsPediDisi CuruG SeriBu

Pelantikan Anggota RDHC Ekspedisi CuruG Seribu
(in memoriam..."yellow circle") Zakaria
foto bareng Kakak Angkatan....hehe :D

Subhanalloh.... Amazing!!!!

nama Alam ku________ "Dwi CuruG Suryani"


With LovE

dWi

ReBloG dari http://dewikemalasari.blogspot.com



Drama ini mengisahkan kehidupan Seo Yoo Kyung yang merupakan seorang asisten koki di sebuah restoran bernama "La Sfera" serta perjuangannya menjadi seorang koki.
Selain tentang makanan, tak lupa drama ini menyuguhkan cerita cinta antara Seo Yoo Kyung dengan Choi Hyun Wook yang merupakan kepala koki baru di restoran "La Sfera". Mungkin lebih tepatnya cinta segi empat, karena ada si pemilik restoran yang sudah lama menyukai Yoo Kyung tapi malu untuk mengungkapkan perasaannya, dan juga ada mantan pacar Hyun Wook yang juga merupakan seorang koki yang didatangkan oleh si pemilik restoran untuk bekerja di "La Sfera".
Hyun Wook sebenarnya tidak suka ada wanita ataupun cinta di dalam dapurnya, jadi dia mengharamkan adanya hubungan cinta antar pegawai. Tapi akhirnya si kepala koki ini pun harus melanggar peraturan dapurnya sendiri setelah sadar bahwa dia menyukai Seo Yoo Kyung dan harus menyembunyikan hubungan cinta mereka.
Nah, bagaimana perkembangan hubungan cinta mereka, apa jadinya jika hubungan cinta mereka diketahui oleh anggota dapur yang lain? Apakah Seo Yoo Kyung sanggup menjalani didikan keras dari Hyun Wook demi meraih cita-citanya menjadi koki Pasta? Lihat saja tayangannya di Indosiar. Drama ini menurutku menarik dan lucu.

drama korea ini hanya sampai 20 episode. drama ini ditanyangkan di indosiar setiap senin-jum'at mulai 13.30 . menurutku itu penempatan waktu yg tepat sekali. aku jarang bgt sama yg namanya drama korea. ini drama korea ke2 yg aku suka setelah BBF. selain didukung oleh para pemainnya. ceritanya juga menarik hati sekali. over all semuanya ok ! wajib nonton. dan aku suka bgt sama yg meranin chef namanya Lee Sun Gyun as CHOI HYUN WOOK *yup meranin jadi chef nya itu natural bgt ! aku suka bgt pas dia tegas kaya chef juna di *masterchefindonesia.. cekidot foto fotonya :)

Aku jadi inget sama saudaraku yang di Bruney Darussalam jadi Chef :')

Saturday 18 June 2011






OFFICE office OFFICE

In front of Office!!

Wooowww!!!
since 2002, I have working in PT DOULTON
already almost 9 years.
Ckckckck!!!
Lithography
Administration Decal
Planner

a lot of experiences, although my salary not increase yet, I still happy have doing this Job
Anastasia Arning Rinawati
she was a Great Leader
Where ever you are right now (HONDA) wishing you get a lot of experience and salary in there.


It's free time to take a picture in Doulton's field cause of fire alarm....
honestly it's dangerous time but we are happy if get more time for take a rest although cause of dangerous situation.


It's time to get serious Moment.
Look at me Above!!!
on 18th May 2011 Mr Anthony Jones visited to Decal Factory
and Mr Stefan ordered me to be a guider.
OH MY GOD
Who am I???

by dWi

PuiSi unTuK SauDaRaku

Love you so much My Brothers!!!
Saudaraku sayang,
Sedang apakah engkau saat ini?
Apakah beban berat itu masih kaurasakan?
Apakah engkau masih gundah gulana?

Bersabarlah saudaraku,
Janganlah bersedih

Selama nikmat Allah masih terlimpah kepada kita
Selama udara masih kita hirup dalam tarikan nafas kita
Selama masih kita rasakan nikmatnya dalam aliran darah kita
Masih terasa dalam detak jantung kita
Selama masih kita rasakan kenikmatan iman dalam hati kita

Jangan bersedih saudaraku
Selama kita masih diberi kesempatan
Untuk berbuat kebaikan
Jangan bersedih saudaraku
Selama kita masih merasakan cinta
Dan kehangatan keluarga kita

Seandainya dapat,
Ingin kupinjamkan jiwa dan ragaku
Untuk menopangmu berjuang
Dalam mengemban amanah itu

Namun maafkan,
Saat ini izinkan aku mengambil nafas sejenak
Agar aku dapat mengumpulkan tenaga
Hingga aku dapat kembali
Berlari bersamamu dalam estafet

Maafkan aku, bila aku masih sering mengecewakanmu
Maafkan aku, bila aku masih belum memahamimu
Maafkan aku, bila aku masih sering egois
Maafkan aku, bila aku masih belum mengenalmu
Masih belum mencintaimu seperti aku mencintai diriku

Padahal aku telah menyatakan aku cinta padamu
Padahal aku telah mengatakan akan selalu di sampingmu
Padahal aku selalu memberikan salam cinta kepadamu
Dalam setiap pertemuan kita

Jangan bersedih saudaraku,
Walaupun masih banyak kekurangan pada diri ini
Aku selalu menyayangimu

FRIENDSHIP

In the beginning of a friendship in a company, it's nice in the first we met.
We hangout together to some place, we are true friends.
 Where ever you are, I still take our friendship in my hearts.




2007
I found a lot of friends in my college. SETIA BUDHI
from the first semester until now...we are try to fighting with time, we are worker that need to improved our life with new spirit, to be a good persons, be a teacher, hopefully our God give us miracle.
Look above!!
Anna Alfriana
Setia Budhi met us to share a lot of things about lifes.
Keep spirit sister!!!


With Love
by dWi








Sunday 12 June 2011

Boarding School Al Farhan


Taarraaraaaammmmmm.......... ^_^

It's me...

Alhamdulillah..Just finished for research in Boarding school Al Farhan..

It's time for Actionnn... CekReekk!Duuhhh rupakuu.. he

Sekalii lagiii....














  
Masuk Wisma Al farhan.........
All About Al Farhan
 
Checkidott...




 
Best Regards,
Dwi Suryani *_*

Saturday 4 June 2011

“don’t say that you miss me, because I never leave you”.

AdA 1000seNyUmAn bT kM…aMbiL 1,skRng..,TinGGaL 999..LaInNYa siMpAN d’BawAH baNtaLmu..,KApaNpuN kM sediH aMbiLaH 1 & InGatLaH itU drQ,Cz aQ ingiN sLaLu mLihat mu t’sNyuM… =)


Kala sahabat bersedih, sesungguhnya dia membutuhkan telinga kita untuk mendengarkan tangisnya, mengharapkan tangan kita untuk menyeka air mata dan menggengam erat tangannya hingga dia sadar bahwa masih ada sahabat untuknya…

Masya Allah, calon suamiku…eng…engng…ups, apakah…apakah…ini, kamu???

Repost...

Penulis : Asma Nadia

 ===================

 Calon Suami????!!!!!

Pfui, kuhembuskan nafasku kuat-kuat. Bosan aku. Lagi-lagi calon suami yang dibicarakan. Bayangin, sudah dua bulan ini tidak ada topik yang lebih trend di rumah, selain soal suami.

Mulai dari Papi yang selalu nyindir, sudah pengen menimang cucu. Mami yang berulang-ulang menasihatiku agar jangan terlalu pilih-pilih tebu. Lalu Bambang, adikku, yang kuharap bisa menetralisir suasana, tak urung ikut menggoda. Bahkan si kembar Rani-Rano, yang masih es em pe pun, ikut-ikutan menceramahiku.

”Mbak Ajeng kan udah jadi insinyur, udah waktunya dong, mikirin berkeluarga. Lagian, Rani sama Rano kan udah pengen dipanggil ’Tante dan Oom’. Tika aja yang baru kelas enam, keponakannya udah empat!”

”Iya, Mbak. Jaman sekarang, perempuan itu harus agresif. Mbak Ajeng sih, kerjanya belajar ama ngaji melulu!” Rano menimpali kata-kata kembarnya.

Aku hanya bisa melotot, nemu di mana lagi pendapat kayak gitu.

”Udah sana kalian belajar!” hardikku agak keras.

”Tuh, kaaaan?!?” seru mereka berdua kompak.

Huhh, dasar kembar!

***

”Ajeng…!”

Kudengar panggilan Mami dari depan. Pelan aku bangkit dari meja belajar. Setelah merapikan jilbab, aku keluar.

”Ada apa, Mi?” tanyaku lunak. Sekilas sempat kulihat sosok seorang lelaki, duduk di sudut ruangan.

Kedua bola mata Mami tampak bersinar-sinar. Oo…Oo…! Pasti ada yang nggak beres, gumamku dalam hati. Iiih..su’udzon! Tapi….

Benar saja.

“Ajeng, kenalin. Ini tangan kanan Papi di kantor. Hebat, ya! Masih muda sudah jadi Wakil Presiden Direktur. Ayo, kenalin dulu. Ini Nak Bui….”

”Boy, Tante!”

”Eh, iya. Boi!”

Aku hanya bisa menahan geli. Mami…Mami…!

Rasa geliku mendadak hilang, ketika selama dua jam berikutnya aku harus mendengarkan obrolan Mami dengan Si Boi tadi.

Bukan main, lagaknya! Batinku menggerutu sendiri, mendengar cerita-ceritanya yang melulu berbau luar negeri.

”Jadi, Tante, selama belajar di Harvard, saya sudah coba-coba berbisnis sendiri. Hasilnya lumayan. Saya bisa jalan-jalan keliling Amerika, bahkan Eropa setiap kali holiday!”

Hihhh, gemas aku! Terlebih melihat pancaran kagum di wajah Mami. Benar-benar nggak peka nih anak. Kok bisa sih nggak merasa dicuekin? Tetap aja ngomong. Tak perduli aku yang cuma diam dan sesekali manggut. Kupanjatkan syukur yang tak terkira ketika akhirnya Si Boi pulang. Alhamdulillah!

***

Kulihat Bambang tertawa. Kesal, kulemparkan bantal ke arahnya. Orang cerita panjang lebar minta advise, kok cuma diketawain?!?

”Bang, serius, dong! Pokoknya kalau nanti Mami nanyain kamu soal Boy, awass kalau kamu setuju!” ancamku serius. Bambang masih cengar-cengir.

”Mbak Ajeng gimana, sih? Biasanya Mbak yang nyuruh aku sabar menghadapi segala sesuatu. Lho, kok sekarang malah panasan gini? Tenang aja, Mbak, sabar! Innallaha ma’ashshabirin!” balasnya sambil mengutip salah satu ayat di Al-Quran.

Iya, ya. Kenapa aku jadi nggak sabaran gini. Baru juga ngadepin si Boy. Astaghfirullah!

”Mbak bingung, Bang! Habis serumah pada mojokin semua. Kamu ngerti, kan, milih suami itu nggak mudah. Nyari yang shalih sekarang susah. Mbak nggak pengen gambling. Salah-salah pilih, resikonya besar. Nggak main-main, dunia akhirat!”

Sekejap, kulihat keseriusan di matanya. Cuma sekejap, sebelum ia kembali menggodaku.

”Apa perlu Bambang yang nyariin???!”

Lemparan bantalku kembali melayang.

***

Kriiiiing…!!!

Ups, kumatikan bunyi weker yang membangunkanku. Jam tiga lebih seperempat. Aku bangun dari tempat tidur, bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu. Kuperhatikan lampu kamar Bambang masih menyala. Sayup-sayup suara kaset murattal terdengar.

Tercapai juga niatnya untuk begadang malam ini, pikirku. Heran, kebiasaan menghadapi ujian dengan pola SKS (Sistem Kebut Semalam) masih membudaya rupanya.

Cepat kuhapuskan pikiran tentang Bambang dan ujiannya. Mataku nanar menyaksikan pantulan wajahku di cermin. Kuhapus tetesan air wudhu yang tersisa dengan handuk kecil. Oooohh, begini rupanya gadis di penghujung usia dua puluh sembilan? Kuperhatikan bentuk wajahku yang makin tirus. Baru kusadari, betapa pucatnya wajah itu. Entah kemana perginya rona merah yang biasa hadir di sana. Mungkin hilang termakan usia. Ya Rabbi, pantas saja Papi dan Mami begitu khawatir. Sudah sulung mereka tak cantik, menjelang tua, lagi!

”Ir. Ajeng Prihartini.” Kueja namaku sendiri.

”Jangan cemas ya ukhti, ini bukan nasib buruk!” Bisikku menghibur. Bagaimana pun aku harus tetap tawakkal pada Allah. Jodoh, rizki, dan maut, Dia yang menentukan. Berjodoh di dunia bukanlah satu kepastian yang akan kita raih dalam hidup. Tidak, ada hal lain yang lebih penting, lebih pasti. Ada kematian, maut yang pasti kita hadapi. Sesuatu yang selama ini sering kuucapkan kepada saudaraku muslimah yang lain, ketika mereka ramai meresahkan calon suami yang tak kunjung datang.

”Sebetulnya kita ini lucu, ya? Lebih sering mempermasalahkan pernikahan, hal yang belum tentu terjadi. Maksud Ajeng, bergulirnya waktu dan usia, nggak seharusnya membuat kita lupa untuk berpikir positif terhadap Allah. Boleh jadi calon kita ini nggak buat di dunia, tapi disediakan di surga. Mungkin Allah ingin memberikan yang lebih baik, who knows?” ujarku optimis, dua tahun yang lalu.

Astaghfirullah! Ishbiri ya ukhti, isbiri….

Tanganku masih menengadah, berdoa, saat kudengar azan Subuh berkumandang. Hari baru kembali hadir. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, untuk satu hari lagi kesempatan beramal dan taubat, yang masih Kau berikan.

***

Selesai berurusan dengan Mami untuk masalah Boy, gantian aku harus menghadapi Tante Ida yang siap mempromosikan calonnya. Duhh! Lagi-lagi aku cuma bisa manggut-manggut.

”Tante sih terserah Ajeng. Pokoknya lihat aja dulu. Syukur-syukur Ajeng suka. Dia anak lurah. Bapaknya termasuk juragan kerbau yang paling kaya di Jawa. Tapi nggak kampungan, kok. Anak kuliahan juga seperti kamu!” promosi Tante Ida bersemangat.

Dua hari kemudian, Tanteku itu kembali datang dengan ’balon’nya.

”Junaedi. Panggil aja Juned!”

Aku hanya mengangguk. Tak membalas uluran tangan yang diajukannya.

Selama pembicaraan berikutnya, berkali-kali aku harus menahan diri, untuk tidak lari ke dalam. Aku tidak ingin menyinggung perasaan Tante Ida. Apalagi beliau bermaksud baik. Hanya saja, asap rokok Juned benar-benar membuatku mual. Malah nggak berhenti-henti. Habis sebatang, sambung sebatang. Persis lokomotif uap jaman dulu!

Dengan berani pula ia mengomentari penampilanku.

”Eng…jangan tersinggung ya, Jeng. Aku suka bingung sendiri ngeliat perempuan yang memakai kerudung. Kenapa sih tidak pintar-pintar memilih warna dan mode?! Aku kalau punya isteri, pasti tak suruh beli baju yang warna-warnanya cerah, menyala. Sekaligus yang bervariasi. Seperti yang dipakai artis-artis kita yang beragama Islam itu lho, sekarang.
Ndak apa-apa toh sedikit kelihatan leher atau betis?! Maksudku biar tidak terlihat seperti karung berjalan gitu lho, Jeng! Hahaha….”

Kontan raut mukaku berubah. Tanpa menunggu rokok keenamnya habis, aku mohon diri ke dalam. Tak lama kudengar suara Juned pamitan. Alhamdulillah.

Ketika Tante Ida menanyakan pendapatku, hati-hati aku menjawab.

”Maaf ya, Tan…, rasanya Ajeng nggak sreg. Terutama asap rokoknya itu, lho. Soalnya Ajeng punya alergi sama asap rokok. Mana kelihatannya Juned perokok berat, lagi. Maaf ya, Tan…, udah ngerepotin.”

Bayang kekecewaan tampak menghiasi raut muka Tante Ida.

”Bener, nih…nggak nyesel? Tante Cuma berusaha bantu. Ajeng juga mesti memikirkan perasaan Mami sama Papi. Susah lho, nyari yang seperti Juned. Udah ganteng, dokterandes lagi! Terlebih kamu juga sudah cukup berumur.”

Bujukan Tante Ida tak mampu menggoyahkanku. Dengan masih kecewa, beliau beranjak keluar. Sempat kudengar Tante Ida berbicara dengan Papi dan Mami. Sempat pula kudengar komentar-komentar mereka yang bernada kecewa, sedih. Ya Allah, kuatkan hamba-Mu!

Hari berangsur malam. Aku masih di kamar, mematung. Beragam perasaan bermain di hatiku. Sementara itu, hujan turun rintik-rintik.

***

Siang begitu terik. Langkahku lesu menghampiri rumah. Capek rasanya jalan setengah harian, dari satu perpustakaan ke perpustakaan IPB lainnya. Namun buku yang kucari belum juga ketemu. Padahal buku itu sangat kuperlukan untuk menghadapi ujian pasca sarjanaku sebentar lagi. Sia-sia harapanku untuk bisa beristirahat pulang ke Depok. Kereta yang
kutumpangi benar-benar penuh. Sudah untung bisa berdiri tegak, dan tidak doyong ke sana ke mari, terdesak penumpang yang lain.

”Assalamu’alaikum!” perasaanku kembali tidak enak, melihat Mami yang tidak sendirian. Seorang lelaki berjeans, dengan sajadah di pundak, dan kopiah di kepala, tampak menemani beliau. Jangan…jangan….

”Wa’alaikumussalam. Nah, ini Ajengnya sudah pulang. Ajeng, sini sayang. Kenalkan, Saleh. Putera Pak Camat yang baru lulus dari pondok pesantren di Kalimantan.
Kalian pasti bisa bekerja sama mengelola kegiatan masjid di sini. Lho, Ajeng…, kok malah diam? Maaf Nak Saleh, Ajeng memang pemalu orangnya.”

Duhh, Mami!

Kali ini Mami membiarkanku berdua dengan tamunya itu. Risih, kuminta Rani mendampingiku. Dia setuju setelah aku janji akan menemaninya mendengar ceramah di Wali Songo, pekan depan.

Selama Saleh berbicara, aku menunduk terus. Bisa kurasakan pandangannya yang jelalatan ke arahku. Dengan gaya bahasa yang tinggi, Saleh bercerita tentang berbagai kitab berbahasa Arab yang telah dia kuasai. Bukan main. Lalu ia mulai membahas satu persatu perbedaan pendapat di kalangan umat Islam. Soal doa qunut, perbedaan doa iftitah, masalah posisi telunjuk ketika tahiyat, dan lain-lain yang senada.

Terus terang, aku tidak begitu setuju dengan caranya. Betul bahwa semuanya harus kita ketahui. Tapi bagiku, dengan makin meributkannya, hanya akan memperuncing perbedaan yang ada. Cukuplah bahwa masing-masing berpegang pada sunnah Rasulullah. Tentunya akan lebih baik, jika kita justru berusaha mencari titik temu atau persamaan, dan bukan malah memperlebar jurang perbedaan.

”Kalau menurut Saleh, kasus Bosnia itu bagaimana?” tanyaku mengalihkan perhatian.

”Oooh, itu. Ane sangat tidak setuju. Menurut pendapat dan analisa ane, tidak seharusnya masalah Bosnia itu digembar-gemborkan. Itu akan membuat sikap tersebut kian membudaya. Sudah saatnya pola sikap ngebos, dan penghargaan masyarakat terhadap orang-orang yang punya kedudukan, diarahkan sewajarnya. Agar tidak berlebihan.” ulasnya panjang lebar.

Gantian aku yang bingung.

”Saya…saya tidak paham apa yang Saleh maksudkan.” ujarku sedikit gagap.

”Kenapa? Apa karena bahasa yang ane gunakan terlalu tinggi atau bagaimana, hingga Ajeng sulit memahami?”

Aku tambah melongo.

”Bukan itu, ini…, Bosnia yang mana, yang Saleh maksudkan?” tanyaku makin bingung.

”Lha, yang nanya kok malah bingung?! Yang ane bicarakan tadi ya tentang Bosnia, Boss-Mania, kan maksud Ajeng?!!”

Ufh, kutahan tawa yang nyaris meledak. Bingung aku, ternyata masih saja ada orang yang meributkan hal-hal yang relatif lebih kecil, dan melupakan masalah lain yang lebih besar. Dari sudut mataku, kulihat Rani pringas-pringis menahan geli, sambil mempermainkan kerudung pink-nya. Lucu sekali.

”Bukan, yang Ajeng maksudkan adalah penindasan yang terjadi pada saudara-saudara muslim kita di Negara Bosnia.” aku berusaha menjelaskan dengan sabar.

Tampak Saleh manggut-manggut.

”Ooooh, yang itu. Ya…jelas penindasan itu tidak bisa dibenarkan. Tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan keadilan,” ujar Saleh optimis, lalu….

”Ngomong-ngomong, Bosnia itu di mana, sih?”

Tawa Rani meledak.

Duhhh, Mami!!!

***

Malamnya, waktu aku protes ke Mami, soal calon-calon itu, tanpa diduga, malah Mami yang marah.

”Lho, kamu itu gimana toh? Kata Bambang kamu maunya sama Saleh. Pas Mami temuin, kamu bilang bukan yang seperti itu yang kamu inginkan. Jadi sebenarnya, Saleh yang mana calon kamu itu?” suara Mami meninggi.

Aku terhenyak. Bambang yang duduk di kursi makan tersenyum simpul. Awas, kamu de’! Bisikku gemas.

”Bukan yang namanya Saleh, Mi. Ajeng ingin orang yang saleh, yang taat beribadah. Orang yang punya pemahaman paling tidak mendekati menyeluruhlah, tentang Islam. Yang Islamnya nggak cuma teori, tapi ada bukti. Yang nggak jelalatan memandang Ajeng terus-terusan dari ujung jilbab sampai kaos kaki, seperti hendak menawar barang dagangan. Ajeng tahu, usia Ajeng sudah jauh dari cukup. Ajeng juga pengen segera menikah. Perempuan manasih, yang tidak ingin berkeluarga, dan punya anak?” lanjutku hampir menangis.

”Tapi…, tolong. Jangan menyudutkan Ajeng. Tolong Mami bantu Ajeng agar bisa tetap sabar, tetap tawakkal sama Allah. Kita memang harus berusaha, tapi jangan memaksakan diri. Biar Ajeng mesti nunggu sampai tua, Ajeng siap. Daripada bersuamikan orang yang akhlaknya tidak Islami. Tolong Ajeng, Mi…tolong!” Kusaksikan mata Mami berkaca-kaca. Diraihnya aku ke dalam pelukannya. Berdua kami berisakan. Papi turut menghampiri, menepuk-nepuk pundakku. Rani dan Reno terdiam di kursinya.

”Maafin Mami, sayang….” suara Mami lirih, memelukku makin erat.

***

Kesibukanku menulis diary terhenti.

”Mbak Ajeng…telepon tuh!” pekik Rano keras.

”Dari siapa? Kalau dari Anto Boy, Didin, Juned, atau Saleh, Mbak nggak mau terima!” balasku agak keras.

Hening, tidak ada panggilan lanjutan dari Rano. Aku lega.

Alhamdulillah, sejak kejadian malam itu, perlahan topik trend kami bergeser. Mami tidak lagi menyodorkan calon-calonnya, sebelum menanyakan kesediaanku. Beberapa Oom dan Tante yang datang, harus pulang dengan kecewa karena promosi dibatalkan. Aku masing ingin menenangkan diri dulu.

Kuraih pena. Dengan hati seringan kapas, aku mulai menulis:

Kepada Calon Suamiku….

Usiaku hari ini bertambah setahun lagi.

Tiga puluh tahun sudah. Alhamdulillah. Kuharap, tahun-tahun yang berlalu, meski memudarkan keremajaanku, namun tidak akan pernah memudarkan ghirah Islamiah yang ada. Mudah-mudahan aku bisa tetap istiqamah di jalan-Nya.

Ujian pasca sarjanaku sudah selesai. Sebentar lagi, satu embel-embel gelar kembali menghiasi namaku. Belum lama ini aku juga mengambil kursus jahit dan memasak. Dengan besar hati pula, Mami mesti mengakui, bahwa kemahirannya di dapur, kini sudah tersaingi.

Alhamdulillah, sekarang aku lebih bisa berkonsentrasi untuk menulis, dan memberikan berbagai ceramah di beberapa kampus dan masjid. Baru sedikit itulah, yang bisa kulakukan sebagai perwujudan syukurku atas nikmat-Nya yang tak terhitung.

Calon suamiku….

Aku maklum, bila sampai detik ini kau belum juga hadir. Permasalahan yang menimpa kaum muslimin begitu banyak. Kesemuanya membentuk satu daftar panjang dalam agenda kita. Aku yakin ketidakhadiranmu semata-mata karena kesibukan dakwah yang ada. Satu kerja mulia, yang hanya sedikit orang terpanggil untuk ikut merasa bertanggung jawab. Insya Allah, hal itu akan membuat penantian ini seakan tidak pernah ada.

Calon suamiku….

Namun jika engkau memang disediakan untukku di dunia ini, bila kau sudah siap untuk menambah satu amanah lagi dalam kehidupan ini, yang akan menjadi nilai plus di hadapan Allah (semoga), maka datanglah. Tak usah kau cemaskan soal kuliah yang belum selesai, atau pekerjaan yang masih sambilan. Insya Allah, iman akan menjawab segalanya. Percayakan semuanya pada Allah. Jika Dia senantiasa memberikan rizki, padahal kita tidak dalam keadaan jihad di jalan-Nya, lalu bagaimana mungkin Allah akan menelantarkan kita, sedangkan kita senantiasa berjihad di sabil-Nya?!

Banyaklah berdoa, Calon Suamiku, di manapun engkau berada. Insya Allah, doaku selalu menyertai usahamu.

Wassalam,

Adinda

NB: Ngomong-ngomong, nama kamu siapa, sih?

”Syahril… Nama saya Syahril.”

Deg! Aku tersentak. Pena yang kugenggam jatuh. Rasa-rasanya kudengar satu suara. Sedikit berjingkat, aku melangkah ke depan. Sebelum aku sempat menyibak tirai yang membatasi ruang makan dengan ruang tamu, kudengar suara Papi memanggilku.

”Ajeng…!”

Hampir aku terjatuh, saking tergesanya menghampiri beliau. Sekilas mataku menyapu bayangan seorang lelaki berkaca mata, yang berdiri tak jauh dari Papi, dengan wajah tertunduk, rapat ke dada. Di belakangnya, Bambang berdiri dengan senyum khasnya.

”Nah, Nak Syahril, kenalkan, ini yang namanya Ajeng. Puteri sulung Oom. Lho, kok malah nunduk?” suara ngebas Papi kembali terdengar.

Aku menoleh sesaat, yang dipanggil Syahril tetap menunduk.

”Ayo, salaman. Ini lho, Jeng…puteranya Mas Wismoyo, sahabat Papi sejak jaman revolusi dulu, sekaligus Ass Dos-nya Bambang di FISIP. Baru lulus ya Nak?”

Syahril mengangguk. Tapi, tetap tak ada uluran tangan.

”Assalamu’alaikum, Ajeng. Saya Syahril.”

Masya Allah! Aku masih melongo, terpana.

“Insya Allah, hari ini saya akan berta’aruf dengan Ajeng. Kalau Ajeng setuju, khitbahnya bisa dilaksanakan besok. Sesudah itu…mudah-mudahan kita bisa jihad bareng….”

Agak samar kudengar kalimatnya yang terakhir. Kulihat Papi tersenyum lebar, melirikku.

”Apa, Jeng …..khitbah? Ngelamar, ya…??”

Aku mengangguk pendek, tersipu. Tawa Papi makin lebar.

Aku masih terpana.

Masya Allah, calon suamiku…eng…engng…ups, apakah…apakah…ini, kamu???

* Pemenang Harapan I LMCPI Annida.

Sumber : Majalah Annida, No. 12 1415 H/1994 M

Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]