Sunday 29 July 2012

BEHIND THE BITTERNESS OF GUAVA RED

Bismillahirrahmmanirrahiim.....

~~*-*~~DIBALIK PAHITNYA JAMBU MERAH~~*-*~~


Pada sebuah teras rumah, ada seorang gadis manis. Dia menggerutu lirih,

"Sepertinya aku selalu merepotkan kakak-kakakku saja," desahnya.
"Begitu juga aku sering merepotkan orang lain," sambungnya.

Kemudian gadis kecil ini membayangkan sederet artis idola yang pernah dilihatnya di televisi.
"Mereka manis-manis dan hebat, aku ingin seperti mereka."
"Seandainya bisa, aku ingin menjadi salah satu dari mereka," sambungnya lirih.

Tanpa disadari, kebetulan ada seorang kakaknya yang sedang berada di balik jendela mendengarnya.
Mendengar suara itu, sang kakak lalu menghampiri adiknya. Kemudian diberikannya sebuah jambu dan sebuah permen pada adiknya itu.
"Adikku, makanlah jambu merah ini," kata kakaknya.
Lalu jambu merah itu dimakan oleh sang adik.
"Gimana rasanya jambu itu dik?" tanya sang kakak.
"Rasanya sepet kak," jawab si adik.
"Walaupun sepet, tapi kamu suka kan?"
"Iya kak."

"Selain dirimu, di luar sana masih banyak puluhan bahkan ribuan orang yang suka dengan jambu merah ini. Ingat walaupun rasanya sepet," kata kakak.
"Nah, begitu pula perihal dirimu dik. Dirimu itu ibarat sebuah jambu merah kamu mungkin rasanya sepet. Walaupun engkau merasa dirimu merepotkan kakakmu, dia akan tetap menyukaimu, menyayangimu. Di luar sana masih ada puluhan orang atau bahkan ratusan orang yang kamu kenal akan tetap menyukaimu dengan rasamu yang sepet itu," jelas sang kakak.

"Jadilah dirimu sendiri, engkau tidak perlu menjadi permen agar terlihat manis," ujar kakanya sembari menunjuk permen yang dipegang adiknya.
"Walaupun permen ini rasanya manis, banyak ibu-ibu yang nggak suka anaknya makan permen. Kakak kira bukan ibu-ibu saja, banyak orang dewasa yang tidak suka makan permen," imbuh kakaknya.
"Tetaplah menjadi jambu merah bagi kakakmu ini, karena pasti orang tidak akan melarang kita menyukai sebuah jambu," ujar kakanya sambil memeluk adiknya.

"Aku yakin, suatu saat nanti, waktu dan pengalaman yang akan mematangkan pribadimu," nasehat sang kakak.
Si adik sangat terharu mendengar nasehat kakaknya. Mereka berdua saling tersenyum lirih.
Lalu, sambil tertawa riang, mereka berlari keluar halaman untuk bermain di lapangan dekat rumahnya.
Bismillahirrahmmanirrahiim. ....

~ ~ * ~ ~ *-BEHIND THE BITTERNESS OF GUAVA RED ~ ~ * ~ ~ *-


On a terrace House, there was a sweet girl. He grunted softly,

"Seems like I'm always troublesome kakak-kakakku," desahnya.
"So did I used to hassle someone else," sambungnya.

Then this little girl imagines a series of artist Idol ever seen on television.

"They're sweet-sweet and great, I want to like them."
"If they can, I want to be one of them," sambungnya softly.

Unwittingly, coincidentally there was a older brother who was behind the window to hear it.

Hear the sound of it, the older sister then approached his brother. Then he gives a guava and a candy on her sister.
"My brother, Eat guava pink," said his brother.
Red guava then was eaten by her younger brother.
"How does it feel that dik guava?" asked the elder.
"It feels sepet kak," replied the younger.
"Although sepet, but do you like it?"
"Iya kak."

"In addition to yourself, out there still many tens of thousands of people who like it even with this jambu merah. Remember though it feels, "said sister sepet.

"Well, so did the subject yourselves dik. It's like a pink ass red you might taste sepet. Although you feel yourself hassle your sister, she will still like you, menyayangimu. Out there there are still dozens or even hundreds of people that you know people will still like you with the sepet, rasamu "clearly the elder.

"Be yourself, you do not need to be a candy to look cute," said brother while pointing her brother held the candy.

"Even though these toffee sweet, lots of moms who dont like her son eat candy. Elder think not just mothers, many adults who don't like to eat candy, "her brother imbuh.
"Stay become red for your sister's guava, because certain people will not prohibit us like a guava," said brother while her sister hug.

"I'm sure, one day later, time and experience that will ripen pribadimu," the advice sister.

The younger brother was deeply moved to hear his advice. They both smile at each other softly.
Then, while laughing merrily, they ran out page field to play in near his home.

No comments:

Post a Comment